Minggu, 25 Oktober 2009

Love Captor Sakura 3 (FINAL CHAPTER)

Love Captor Sakura 3 (FINAL CHAPTER)

Love Captor Sakura
Card 3: Sebentuk Senyum Kebahagiaan

Tampak saat ini Sakura mulai tenang. Apalagi permen Nano-nano yang diberikan Bintang ini cukup menghibur. “Hehehe, senang juga bisa melihatmu tersenyum. Sakura manis lho kalo tersenyum gitu,” ujar Bintang seraya mengedipkan sebelah matanya. Sakura tersipu malu dibuatnya. “Tapi yang di pipi kiri itu jerawat ya? Kok gede betul? Jangan-jangan itu bisul atau tompel ya?,” kata Bintang dengan cueknya. Wajah sakura yang tadinya udah berwarna pink karena tersipu malu berubah menjadi merah delima eh… salah .. merah padam. “Ih, cowok ini ngeselin banget deh! Ayo, kesini kamu … tak ulek biar jadi dodol!” sergah Sakura sambil melepas sendalnya. Bintang buru-buru kabur sambil tertawa. Mereka berkejar-kejaran di sekitar atap Gedung Sate itu. Ingat adegan Rahul (Sharukh Khan) dan Anjali (Kajol) dalam film Kuch Kuch Hotta Hai yg berkejar-kejaran di taman bunga? Yah, mirip itulah! Apalagi Bintang lagi-lagi memutar lagu India yang top di era tahun 2000 itu dengan nyaringnya. “Biar keliatan seperti video klip, hihihi…” ujar Bintang dalam hati. Wah, makin terasa deh India-nya. Apalagi mereka berkejar-kejaran sambil tertawa-tawa riang. Acha-acha… nehiii…

Tapi tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang memperhatikan gerak-gerik dua sejoli ini begitu lekatnya. Tak bisa menahan diri lagi, dia pun keluar. “Hentikaaaaaannn..!!!!” Seorang pria berkostum layaknya tuxedo bertopeng seperti dalam anime Sailormoon telah berdiri di hadapan mereka, menghentikan adegan romantis ala India. “Saya cemburuuu..!!!” teriak lelaki ini dengan geramnya. “Oh, mau request lagu? Judulnya, cemburu ya? Mau yang mana? Cemburu yang dinyanyiin Dewa, Ikang Fauzy, Indra Lesmana, Ruth Sahanaya atau Ike Nurjanah? Mmmm… bentar, kalo lagu Dewa itu kayaknya ada deh,” sahut Bintang dengan santainya sambil mematikan ost Kuch Kuch Hotta Hai. “Ggrrrrrrr… saya bukan mau request lagu tauuu…!!!” amarah lelaki ini makin tak terbendung. Ia lalu melepas topeng zorro-nya. “Hah?! Haru Glory? Ngapain kamu ke sini?!” seru Sakura terkejut saat mengetahui siapa tuxedo bertopeng ini. Sementara Bintang masih saja asyik memilah-milah beberapa kaset yang mempunyai judul Cemburu. “Oiii… kamu yang lagi pegang kaset. Liat kemari dong..!!! Saya lagi marah nih..!!!” seru Haru. “Hah? Saya ya?” sahut Bintang dengan raut muka tanpa dosa. “Iya, kamu..!!! Saya mau tegasin, jangan dekati Sakura lagi..!!!” kata Haru. “Oh, itu ya… wah, saya jauh kok… tuh ada dua setengah meter jaraknya ama Sakura,” kata Bintang sambil asyik ngupil. “Wuuuaaaaaahhhh…!!! Bener-bener nggak bisa dimaafkan! Kita duel..!!” amarah Haru bener-bener demikian memuncaknya. Bintang tiba-tiba beraksi. Kakinya melebar ke kanan sambil melepas jubahnya. “Wuaaaaah, jangan berkelahi Bintaaaangg!!!!,” jerit Sakura. “Oh, namanya Bintang ya?” guman Haru sudah siap-siap dengan kuda-kudanya. Kepal tangannya demikian kuat untuk segera menghajar. “Nggak kok… ini nih… jubah ini tiba-tiba berasa gatal. Kayaknya ada kecoa yg menyusup ke dalam deh,” kata Bintang sambil mengibas-ngibaskan jubahnya, berharap kecoa penyusup itu jatuh.. Guubbbraaakkkk..!!! Haru Glory nyaris pingsan mendengarnya. Dikiranya lelaki ini melakukan gerakan refleks sambil melepas jubah tadi karena siap berkelahi. “Grrrr… percuma pasang kuda-kuda tadi,” gerutu Haru. “Tolong jaga jubah saya ya,” kata Bintang sambil menyerahkannya pada Sakura. Sebelumnya, kaca mata hitamnya sudah dimasukkan terlebih dulu ke dalam saku jubah.

Bintang kini melangkah mendekati Haru. Kaos biru tua dengan lambang bintang 5 menambah kewibawaan lelaki tampan ini saat melangkah. “Waaaahhh … ternyata Bintang pengagum Imam Samudera ya? Ini kan kaos Converse yang dipake Dalang Bom Bali itu waktu pertama kali ketangkap polisi,” ledek Haru. “Hehehe… jangan salah… yang pertamakali pake ini sebenarnya Gatot Kaca. Cuma waktu di jamannya itu bajunya masih warna item. Sekarang udah diredesain ama warna biru biar lebih gaul gitu,” jawab Bintang. Sakura di belakang cuma tersenyum simpul. “Wuuuuuaaaahh.!!! Sekarang saya bener-bener maraaaaahhh..!!!” Haru mengangkat kedua tangannya yang terkepal ke atas. Bintang melompat ke belakang karena kaget. Lelaki tampan ini langsung pasang jurus si kunyuk melempar buah ntuk antisipasi serangan Haru Glory. “Sssttt, hei… Bintang,… ini jurus Wiro Sableng ya…” bisik Sakura. “Iya, bener ….” jawab Bintang sambil mengangguk dan pasang mimik serius. Sinar terang keluar dari tubuh Haru. “Berubaaaaahhh…” Tubuh Haru lenyap seketika dan berubah menjadi Kamen Rider Super One. “Waduh… main berubah segala!” Bintang melongo melihat Super One kini pasang jurus maut. "Ayo, kita selesaikan pertarungan ini dengan sim suit," tantang Super One sambil mengepalkan tangan siap main suit ama Bintang. Sim Suit, salah satu permainan trasional masyarakat Indonesia dengan menggunakan jari tangan untuk melambangkan kekuatan seperti gajah, semut, kertas, gunting dll. "Oke... Siapa takuut.." sahut Bintang seraya tersenyum maju mendekat. Sakura terpaku bingung melihat keduanya.

“Horeeeeeeeee, ada Kamen Rider Super One..!!!” teriak beberapa orang berlarian datang dari kegelapan atap. Rupanya mereka adalah Kuga, Vie, Keiko, P Chan dan Jeff. Diam-diam mereka telah mengendap-endap sejak tadi sambil memperhatikan keadaan di atap. “Saya mau tanda tangannya dooong..!!!” teriak Jeff semangat sambil mengeluarkan spidol snowman anti hapus. Kali ini Jeff udah kembali ke ujud semula, bukan dengan kostum Gaban lagi tapi masih dengan celana Hawaii berwarna pink. “Eiiitts, saya dulu dong… kan saya yg duluan lari ke sini tadi,” kelit Kuga sambil mengeluarkan stabillo biru. “Eh, ntar… tapi saya ama Keiko lho yg duluan liat nih orang manjat Gedung Sate, hweeeeekkss,” sergah Vie sambil menjulurkan lidah seperti stiker Rolling Stones yang biasa ditempelin anak-anak SD di tempat pensilnya. “Iya, bener. Lagian kan dia ini merangkap Tuxedo Bertopeng. Kami ini perlu tandatangannya juga untuk koleksi Sailormoon kami lho.!!” timpal Keiko ngotot. P Chan hanya bisa melongo, “Jadi… saya yang terakhir ya?”. Mereka serempak mengangguk. “Lho kok jadi begini? Bukannya kalian tadi juga mau tanda tanganku?” protes Sakura. Kuga cs saling berpandangan mendengar seruan Sakura. Mereka serempak tertawa. “Karena Super One lebih nge-top, jadi kami lebih pilih yang ini aja dulu deh,” kata Kuga dengan senyum manisnya. Senyum yang tersungging dari sebuah bibir yg dikenal seperti bibir bayi. …. Tapi bayi Kuda, hehehehe. “Oke-oke … sudah, sudah jangan ribut ya … wah jadi nggak enak nih … masa jumpa fans di atap sih. Oke kita cari tempat yg enak deh biar bisa sambil ngobrol. Gimana?” ujar Haru. Melihat para fans yang begitu antusias ini, tiba-tiba dia jadi lupa kalo sebenarnya dia tadi mau duel sim suit sampai bela-belain berubah jadi Super One biar tenaga makin bertambah. Masih dalam balutan kostum Kamen Rider Super One. “Asyiiikk… kita ke Happy Puppy yg di jl Pelajar Pejuang 45 saja yuk, biar bisa sambil berkaraoke,” usul P Chan dengan semangat. “Setujuuuuu…!!!!” sahut mereka bersamaan. "Heii... Bintang, Sakura..!! kami pergi dulu yaaa... lain kali kita lanjutin suit-suitan-nya yaaa... daaagghh..." pamit Haru Glory dengan rauh wajah riang gembira. Mereka pun bergantian menuruni tangga atap. Bintang dan Sakura melongo saja melihat mereka ini. Suasana pun kembali hening. Tinggal mereka berdua. Bintang dan Sakura yang berdiri berpegangan tangan menatap langit malam.

Sejurus kemudian, keduanya saling berpandangan dan tersenyum. “Pejamkan matamu lagi. Sekarang kita pulang,” ucap Bintang lembut di dekat telinga Sakura. Sakura mengangguk dan mulai memejamkan mata. Diapun merasakan tubuhnya kembali dibopong oleh lelaki tampan ini. Desir angin malam benar-benar terasa saat berkelebat turun ke bawah gedung. Deru angin mengibaskan rambut lurus Sakura. Dinginnya udara malam benar-benar terasa di kulitnya. Lama Sakura menikmati perjalanan malam dengan mata terpejam ini. “Sekarang, bukalah matamu…” kalimat Bintang yang lembut ini kembali menyadarkan Sakura. Perlahan Sakura membuka mata. “Wuaaah… saya udah ada di kamar,” seru Sakura gembira. “Duh, senangnya bisa rebah lagi di kasur kesayangan ini,” Sakura melemparkan tubuhnya ke kasur empuknya itu. “Bintang,… terimakas… hah? Kemana dia?” Sakura baru menyadari ternyata Bintang sudah tak berada lagi di dekatnya. Matanya langsung tertuju pada jendela kamarnya yg memang masih terbuka lebar. “Bintaaaaaaaanggg …!!!” teriak Sakura memanggil. Namun teriakan Sakura sia-sia saja. Lelaki itu memang telah hilang ditelan pekatnya kegelapan malam.

***

Tinut..tinuuutt…tinuuuttt…. bunyi alarm pagi membangunkan Sakura. Perlahan Sakura membuka matanya. Dia tiba-tiba terkesiap. Sakura melihat dirinya berbaju tidur seperti biasa. “Lho, bukannya malam tadi saya… ooh… waaahhh … ternyata saya mimpi ya?” Sakura baru menyadari keadaan sebenarnya. “Mmmm … lelaki itu Bintang… iya … namanya Bintang …” Sakura masih memikirkan dirinya dalam mimpi semalam. Mimpi dimana dirinya telah berhasil meraih kehidupan impiannya selama ini, menjadi seorang selebriti. Kehidupan yang juga ternyata tak sebegitu indah dengan kehidupannya saat ini. “Aaah, ternyata menjadi yang sekarang adalah masih lebih baik bagiku. Thank’s Bintang, telah menyadarkanku yaa….” guman Sakura dalam hati.
“Sakuraaaaa…!! Tuh, di depan ada Keiko ama Ichiban lho. Mereka udah nunggu di ruang tamu. Cepet mandiiii,” kata-kata Mama Sakura mengejutkannya. “Astagaaa… iya, saya lupa. Padahal saya udah janji ama mereka buat shopping bareng di Matahari,” Sakura tersadar lagi. “Iya, Maaa … bentar, Sakura mandi duluuu…!!” jawab Sakura. “Heheheheee, biasalah… anak itu baru bangun tidur… Sakura ini masih juga suka mengkhayal yang nggak-nggak. Keseringan nulis cerita sih. Impiannya mau jadi selebriti, hehehe,” “Hihihihiii, biasalah itu Tante … kita-kita ini kan masih muda. Jadi masih banyak impian,” Sayup-sayup Sakura masih mendengarkan percakapan Mamanya dan Ichiban itu di ruang tamu. Ruangan yang terletak tak jauh dari kamarnya. Sakura pun menarik handuk pink yang ada di dekat jendela kamarnya. Kletakkk..!!! Ada sesuatu yg jatuh saat Sakura menarik handuk itu. Sakura lalu membungkuk mengambil barang itu. Matanya terbelalak lebar ketika melihat barang itu. Ternyata benda itu adalah sebuah walkman lengkap dengan kaset My heart will go on, ost Titanic..!! Sakura terpaku sesaat, bingung atas hal aneh ini. Namun kemudian dia pun tak ambil peduli. Sakura menatap senang pada walkman Sony yang dilihatnya semalam di dalam mimpinya bersama Bintang. “Oh, Bintang, terimakasih….” guman Sakura sambil memeluk walkman itu di dadanya. Sebuah senyum mengembang di bibirnya yang tipis dan indah. Sebentuk senyuman kebahagiaan.

TAMAT

Bintang Special Thank’s to:
Tuhan Yang Maha Agung, Indoanime.net, Pemprov Jabar (thank’s Gedung Sate-nya yaa.. Pak Gub.. lokasinya asyik deh), Dewa, Celine Dion, Shakhrukh Khan, Om Rano Karno, Om Gatot Kaca, Om Imam Samudera, Converse, Member IA yang menjadi tokoh dalam cerita ini yang telah memainkan lakon masing-masing dengan baik, hehehe …. (Sakura, Kuga, Vie, P Chan, Keiko Asakura, Jeff, Haru Glory, Ichiban, Kotaro Minami, Ipic, Tino dan Ifan), temen-temen IA yang telah memberi masukan, kritik, omelan (hahahaaaa…) dan pujiannya serta semuanya yang tak dapat Bintang sebutkan satu persatu. Kisah ini hanya fiktif belaka, tempat, waktu dan karakter tokoh adalah murni khayalan penulis. Mohon maaf, bila tokoh tak sesuai harapan member bersangkutan (hihihihiii …) Peace, I love you all…. Salam great…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar